Rabu, 17 September 2014

Teknik Panning dalam Fotografi

Panning adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan panning, Anda mengikuti subjek selama eksposure. Jika terlaksana dengan baik, hasilnya menjadikan subjek menjadi relatif lebih tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur. Jarang dihasilkan subjek yang sepenuhnya tajam. Namun, beberapa bagian subjek yang mengalami blur justru memperkuat kesan gerak dari foto.

Teknik panning digunakan ketika Anda menginginkan kesan bergerak pada subjek tidak hilang. Pemotretan panning harus terencana. Ambillah subjek yang terpisah cukup baik dari background. Cobalah temukan background yang memiliki warna cerah atau berciri jelas yang akan menghasilkan pola menarik dari warna-warna yang diblur. 

Pada saat pemotretan, waktu yang tepat dan halusnya gerakan kamera merupakan faktor yang sangat penting. Awali mengikuti subjek sebelum melepas rana, lepaskan rana, lakukan terus hingga terdengar suara klik rana menutup kembali. Putar seluruh badan saat mengikuti gerakan subjek, jangan melakukan hanya dengan menggerakkan kepala dan bahu saja. Panning membutuhkan kemampuan praktek, terkadang fotografer profesional pun tidak selalu berhasil dalam setiap jepretannya.

Panning menggunakan rana berkecepatan rendah, biasanya 1/15 atau 1/30. Penggunaan kecepatan rana lebih rendah membutuhkan tripod untuk mencegah timbulnya gerakan vertikal kamera yang tidak
diinginkan. Untuk mencegah overexposure dengan kecepatan rana rendah pada cuaca terang, gunakan film berkecepatan rendah.

Apa itu Bulb ?


Bulb merupakan salah satu teknik pengambilan gambar (di fotografi) dengan menggunakan speed yang sangat lambat. Sangat lambat & hampir gak mungkin klo kita memegang kamera dengan tangan, untuk itu di perlukan kaki tiga alias tripod. Penggunaan tripod sangat penting dalam melakukan pengambilan foto mode Bulb. Fungsinya agar tidak terjadi guncangan pada kamera sewaktu pengambilan gambar dilakukan yang dapat membuat gambar berbayang.

Tripod masih bisa diganti dengan meja, atau apapun dimana kamera bisa diletakan dan syaratnya tempat tersebut tidak goyang.

Selain tripod, alat yang wajib ada adalah kamera. Ini alat yang paling penting, klo ga ada kamera mau foto bulb pake apa?? Alat bantu yang lain yang bisa di pakai untuk bereksperimen adalah senter, lampu-lampu jalan, lampu mobil, kembang api, api, dll.


* Shutter Speed rendah –>lebih dari 3 detik (agar didapat efek pergerakan dari benda yang di foto )
* Diafragma Kecil –>11-22 (Untuk mendapatkan ruang tajam keseluruhan gambar lebih luas dan memungkinkan shutter speed lebih lambat)
* ISO/ASA serendah mungkin –>Menggunakan Tripod & kabel release (bila ada) –> untuk mengurangi guncangan agar gambar yang dihasilkan tidak berbayang.

Teknik Pengambilan Foto Bulb


a. Shutter Speed rendah –>lebih dari 2 detik. Diibaratkan kita merekan gambar. Jadi membutuhkan waktu yang sedikit lama agar pergerakan dari objek terekam.

b. Diafragma Kecil –>8 – 22. Untuk mendapatkan ruang tajam keseluruhan gambar lebih luas dan memungkinkan shutter speed lebih lambat. Detail dari objek akan semakin luas.

c. ISO/ASA serendah mungkin –>Menggunakan Tripod & kabel release. Hal ini dilakukan untuk mengurangi guncangan agar gambar yang dihasilkan tidak berbayang, karena kita menggunakan speed rendah, jadi kemungkinan shake ketika memakai tangan.

d. MemFokuskan object –>foto bulb tidak hanya sekedar foto landscape saja. Melaikan dapat juga ditentukan sebuah objek foto dengan Foreground atau background efek cahaya bergerak (Moving Lights). Biasa disebut dengan menggambar dengan cahaya. Sehingga pergerakan cahaya akan terekam.

e. Metering Objek –> Agar objek yang difoto dapat tergambar dengan pencahayaan yang cukup jelas, kecuali jika sang fotografer mempunyai maksud lain dengan men-Set metering objek Under atau Over expos.